Merdeka.com – Matahari mulai terik, namun penonton World Superbike (WSBK) Indonesia mulai berdatangan di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/3).
Sejak pukul 09.00 WIB, Sunisa Puji sudah tiba di Sirkuit Internasional Mandalika dari Mataram.
Relawan dari organisasi sosial Bulan Sabit Merah Indonesia bergegas menuju paddock tim PATA Yamaha.
Spanduk berukuran sedang langsung dibentangkan di belakang paddock tim biru. Isinya dukungan untuk pembalap Toprak Razgatlioglu dari Turki.
Selain spanduk, Sunisa yang juga seorang guru menyiapkan selendang tenun Lombok berwarna biru bertuliskan nama “Toprak”.
Strategi itu disusun agar ia bisa bertemu dengan pembalap idolanya.

©2023 Merdeka.com
Kesempatan terbuka bagi Sunisa saat Toprak menjuarai Superpole Race yang sempat tertunda karena kecelakaan.
Di parc ferme, Sunisa berdesak-desakan dengan kerumunan. Sasarannya hanya satu, memberikan selendang biru dengan motif tenun Lombok.
Sore itu area parc ferme cukup ramai dibandingkan kemarin.
Tak kehilangan akal, Sunisa membuang syal biru itu saat Toprak tiba di parc ferme.
Siapa sangka Toprak akan menyambut selendang biru Sunisa. Juara Dunia 2021 itu langsung mengenakannya saat merayakan kemenangan pertamanya di WSBK musim ini.

©2023 Merdeka.com
Selendang biru dengan motif tenun Lombok melilit bahunya. Tampak membuat penampilan Toprak semakin meningkat. Toprak senang sore ini.
“Senang banget, nggak nyangka Toprak langsung pakai kerudung saya,” kata Sunisa Merdeka.com di Sirkuit Mandalika.
Selendang Toprak ini memang istimewa. Karena Sunisa menenun sendiri tahun lalu selama tiga bulan.

©2023 Merdeka.com
“Khusus Toprak yang negaranya baru saja dihantam gempa bumi bumi yang mengerikan. Jadi ini dukungan khusus dari followers dari Indonesia,” ujarnya gembira.
Guru SMP di Mataram ini menjadi idola sejak pertama kali digelar WSBK di Indonesia pada 2021. Ada satu momen yang membuatnya menjadi penggemar pembalap asal Turki tersebut.
“Saat menjadi juara dunia, Toprak justru kabur menghindari pesta sampanye di podium. Sejak saat itu, saya penasaran dan mencari tahu siapa pembalap bernomor punggung 54 itu,” ujarnya.
Saya kagum dengan Toprak yang tetap mempertahankan identitasnya sebagai seorang muslim di WSBK, pungkas Sunisa yang terus menebar keceriaannya hingga saat ini.
[sya]